Jumat, 28 September 2012

Tetap Semangat Kawan Kecil ku


      Ramainya lalulalang kendaraan  seakan bergema membisu ditelinga ku. Secangkir kopi luwak dan sebatang rokok menemani ku dalam kesendirian itu. Dinginnya udara puncak merasuk dalam jiwa, y sedingin jiwa ku saat ini.  Pikiran ini melayang entah tak tau kmn, memikirkan sesuatu yg tak pasti tapi terbesit kepastian didalamnya. Hem, antara yakin dan tak yakin, berharap tentang suatu kepastian tapi tidak tau juga harapan itu akan berbuah kepastian yang nyata. Ku teringat akan seekor lebah kecil yang berlalu lalang mencari manisnya madu pada waktu pendakian ku di gunung Pangrango.
     Ya seekor lebah yang mengharapkan bermekarnya bunga untuk dapat menikmati manisnya sari-sari madu halal. Mungkin iya, mungkin tidak manisnya madu dapat dia nikmati. Terlambat satu langkah saja, hem tidak, terlambat 1 detik saja manisnya madu akan hilang dinikmati oleh sekawanan kupu-kupu. Bunga yang cantik memang jadi rebutan para kupu-kupu, karena manisnya madu yang dia keluarkan mampu membius sekawanan kupu-kupu yang haus dalam manisnya madu.  Lebah pun hanya dapat berharap dan berdoa “ Ya Sang Maha Pencipta bunga, ku ikhlaskan setetes madu mu untuk yang lain, walaupun aku yang pertama menggapainya  tapi mereka lebih membutuhkannya, aku percaya kelak akan mendapatkan madu mu yg lebih manis dari apa yang mereka dapat. Lalu dia mengepakkan sayap-sayap kecilnya, walaupun agak gontai tapi semangatnya tetap berkobar dan pergi terbang nan jauh melanjutkan petualangannya menembus rimbunnya semak belukar. Semoga dengan ke ikhlassanmu, kau mendapatkan madu mu kawan kecil ku…

(WP, Puncak , 2 Agustus 2012)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar